Saturday, November 1, 2014

KESEIMBANGAN


KESEIMBANGAN
2 Korintus 8:1-15

Semangat berbagi merupakan ciri yang kuat dari kehidupan orang percaya yang mula-mula. Tentu saja perilaku mereka dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang dimotivasi oleh kasih persaudaraan dalam tubuh Kristus. Kasih membangun kerinduan untuk membagikan segala sesuatu yang mereka miliki dengan tujuan supaya "tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka,...."(Kis 4:34a).
Dan dalam konteks 2 Korintus 8:1-15, ini adalah himbauan Paulus kepada jemaat Korintus agar dapat membantu jemaat dari golongan Yahudi di Gereja induk Yerusalem yang berada dalam keadaan kekurangan. Keadaan ini disebabkan hubungan yang terputus antara orang Yahudi yang telah bertobat dan menjadi Kristen dengan  saudara-saudara mereka, masyarakat, dan Bait Allah. Juga adanya kelaparan yang menimpa seluruh wilayah (Kis 11:27-29).
Rasul Paulus menjadikan jemaat Makedonia (terdiri dari jemaat Filipi, Berea dan Tesalonika) sebagai teladan, walaupun mereka berada dalam penderitaan tetapi mereka tetap dapat menjadi berkat.
Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dari jemaat Makedonia ini.

Pertama, Berbagi adalah kasih karunia dari Tuhan (ay. 1-5)
Kasih karunia seringkali dipahami sebagai PEMBERIAN yang diterima oleh umat Allah. Hal ini merupakan pemahaman tentang kasih karunia dalam arti yang sempit. Kasih karunia harus juga dipahami sebagai kemampuan untuk MEMBERI. Dalam konteks 2 Kor 8:1-5, kasih karunia yang diterima jemaat makedonia adalah kemampuan untuk MEMBERI.
Walaupun jemaat Makedonia saat itu berada dalam penderitaan dan kemiskinan mereka tetap dapat menjadi berkat. Dan mereka menjadi berkat dengan mengambil bagian melayani orang-orang Kudus bahkan mereka mendesak untuk bisa melayani (ay 4) Mereka memberi menurut kemampuan mereka, bahkan lebih (ay.3) Dan mereka juga memberi lebih banyak dari pada yang diharapkan (ay 5a).
Apabila kita mampu memberi kepada orang lain itu adalah anugerah Tuhan, karena belum tentu semua orang bisa memberi seperti yang kita lakukan.

Kedua,  Menyatakan kasih, karena Kristus telah lebih dulu mengasihi (ay. 9).
Bukti kasih dan pengorbanan Kristus: “...yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya. Supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya”
Orang yang telah menerima kasih dan pengorbanan Kristus telah menjadi milik Kristus. Dan menjadi milik Kristus berarti: berjalan dalam kehendak kristus dalam kasih karuniaNya.
Kasih karunia Allah bukan saja berarti MENERIMA, hidup dalam kasih karuniaNya berarti juga MEMBERI DAN BERBAGI.

Ketiga, Pemberian dimaksudkan supaya ada keseimbangan (ay. 13)
Permasalahan yang seringkali muncul dalam masyarakat adalah kesenjangan sosial; si kaya terlalu kaya dan si miskin terlalu miskin. Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa dalam suatu komunitas masyarakat terjadi ketidak-adilan.
Yang kaya memperbudak dan menjajah yang miskin. Sebaliknya yang miskin bisa kurang sabar lalu memberontak main hakim sendiri (bandingkan dengan situasi di negara kita).
Dalam hal ini Gereja mendorong warganya untuk menopang yang lemah, menolong yang miskin, mengangkat yang jatuh, dan memberdayakan bagi yang tidak berdaya.
Hal ini bukanlah dimaksudkan untuk membebani orang-orang yang memberi bantuan dan meringankan bagi yang mendapat santunan, tetapi supaya terjadi keseimbangan.
Inilah yang disebut sebagai harmoni kehidupan didalam tubuh Kristus. Itulah ciri persaudaraan sejati dalam jemaat pada masa gereja mula-mula.

Pencerahan:
Berbagi bukan dari kelebihan yang kita miliki, tapi dari apa yang kita miliki saat ini sebagian kita serahkan kepada sesama yang mengalami kekurangan atau membutuhkan. Hati yang bersukacita dalam memberi tidak akan memandang kekurangan atau keterbatasan diri sendiri, tetapi mampu melihat dengan penuh rasa syukur bagaimana Tuhan selama ini telah memberkati kita. AMIN. (JAP)

No comments:

Post a Comment