Saturday, June 20, 2015

ROH KUDUS & PEKABARAN INJIL


ROH KUDUS & PEKABARAN INJIL
Kisah Para Rasul 1: 8; 8:26-40.

Dalam Kis.1:8 dicatat bahwa sesaat sebelum Tuhan Yesus naik kesurga, Dia mengutus para rasul dan orang-orang percaya pada waktu itu untuk menjadi saksi-saksi bagi Kristus, sekaligus menekankan pemberitaan tentang keberadaan Roh Kudus yang akan menyertai mereka dalam mengabarkan Injil. Dan secara geografis Tuhan Yesus menyebut bahwa tugas pekabaran Injil tersebut dimulai dari Yerusalem, dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (global)
Peran Roh Kudus menurut Kisah Para Rasul 1:8 ini adalah: yang pertama, kehadiran Roh Kudus atas pribadi para rasul dan orang percaya pada waktu itu membuat mereka memiliki wibawa/otoritas ilahi khususnya dalam pekabaran Injil. Dan yang kedua, Roh Kudus berperan untuk menjadikan para rasul dan orang percaya pada waktu itu untuk menjadi saksi bagi Kristus. Jadi jelas disini, bahwa Roh Kuduslah yang menggerakkan para rasul dan orang percaya untuk menjalankan misi pekabaran Injil.
Di dalam Kis. 8:26-40 ada salah satu tokoh pekabar Injil bernama Filipus. Siapakah Filipus yang dimaksudkan dalam hal ini?
·         Dalam Kis. 6:1-7 disebutkan bahwa Filipus adalah salah satu dari 7 orang yang penuh Roh Kudus dan berhikmat yang ditetapkan oleh para rasul sebagai pelayan meja (diaken).
·         Dalam Kis. 8:4-8 Filipus pergi ke Samaria untuk mengabarkan injil. Dalam pemberitaan Injil di Samaria, orang-orang dikota itu melihat tanda-tanda yang menyertai pemberitaan Injil Filipus yaitu mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang yang lumpuh dan timpang. Sehingga didalam Kis. 8:6 dicatat bahwa orang-orang di kota Samaria “.... mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu”. Filipus dalam pekabaran Injil di kota Samaria telah dapat memenangkan banyak jiwa.
·         Dalam Kis. 8: 26-40 Tuhan melalui malaikatNya mengutus Filipus pergi ke jalan yang sunyi untuk memberitakan Injil kepada seorang sida-sida, kepala perbendaharaan Sri Kandake, Ratu negeri Etiopia.
·         Kis. 8:40 Filipus dibawa oleh Roh Kudus untuk mengabarkan Injil ke Asdod dan Kaisarea.
·         Selanjutnya Filipus tinggal dan menetap di Kaisarea,  dia membuka pintu rumahnya untuk persinggahan para pekabar Injil. Rasul Paulus dan kawan-kawan yang dalam perjalanan mengabarkan Injil di kota Kaisarea juga singgah dirumah Filipus (Kis. 21:8)
Filipus adalah salah satu tokoh Alkitab yang setia melayani dan mengabarkan Injil, dan ia adalah seorang yang setia terhadap pimpinan Roh Kudus. Sehingga Injil tidak lagi terbatas pada Yerusalem, Yudea, dan Samaria saja, melalui Filipus Injil telah keluar dari batas Yerusalem, Yudea, Samaria dan menuju ujung bumi, menggenapi janji Tuhan dalam Kis.1:8.
Dari pengalaman kehidupan dan pelayanan Filipus kita belajar dua hal, khususnya tentang pimpinan Roh Kudus dan tugas pekabaran injil,
1.       Filipus adalah jemaat yang setia melayani dan mengabarkan Injil (Kis 6:1-7; 8:5,40)
Dalam Kis. 6:1-7 dikisahkan bahwa orang-orang Kristen Yahudi berbahasa Yunani mengeluh kepada para rasul, karena pembagian makanan terhadap janda-janda Kristen yang berkebangsaan Yunani terabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Maka kemudian keduabelas rasul memilih dan menetapkan tujuh orang dari kalangan jemaat untuk melayani sebagai pelayan meja. Mereka yang terpilih adalah orang-orang yang penuh Roh Kudus dan berhikmat untuk mengurus masalah tersebut. Dan diantara tujuh orang itu, adalah Filipus yang penuh Roh Kudus dan berhikmat yang mau memberi diri untuk melayani dalam pelayanan meja.
Pelayanan Filipus tidak berhenti disitu saja, dalam Kis. 8:5 dikatakan bahwa Filipus pergi ke Samaria untuk memberitakan injil.
Pemberitaan injil oleh Filipus juga tidak lantas berhenti di kota Samaria, namun terus merambah pada orang-orang non Yahudi. Filipus mengabarkan Injil kepada sida-sida Ethiopia, dan selanjutnya terus mengabarkan Injil ke kota-kota di Asdod hingga ke kota Kaisarea (Kis 8:40).
                Perintah Tuhan Yesus untuk menjadi saksi-saksi bagi Kristus dalam Kis. 1:8 bukan hanya ditujukan kepada para rasul saja, akan tetapi juga ditujukan kepada orang-orang percaya yang menyaksikan kenaikanNya ke surga. Akan tetapi dalam pelaksanaannya pada masa kini, justru jemaat Tuhan seringkali mengkotak-kotakkan tugas dalam pelayanan dan pekabaran Injil. Jemaat yang ambil bagian dalam pelayanan membatasi diri untuk melayani Tuhan hanya sebatas pelayanan meja, dan pekerjaan pekabaran Injil dipercayakan penuh pada para pelayan Tuhan di gereja.
Melalui salah satu tokoh alkitab yang kita bahas saat ini yaitu Filipus, kita mendapat satu teladan dalam hal melayani Tuhan dan mengabarkan Injil dari seorang yang bukan dari kalangan para rasul. Walaupun bukan dari kalangan para rasul Filipus begitu setia menjadi alat ditangan Tuhan untuk menjadi saksi bagiNya keluar dari batas Yerusalem, Yudea dan Samaria untuk menuju ke ujung bumi (global).
Marilah di masa-masa terakhir ini, kita mengerjakan tugas pemberitaan Injil dengan tidak memperdebatkan dan mempermasalahkan ini adalah tugas siapa? Tetapi kita bersiap sedia untuk menjadi alat ditanganNya untuk menggenapi firmanNya dalam Kis.1:8 melalui diri kita dan karya-karya pelayanan kita yang lebih luas.

2.       Filipus adalah hamba yang taat dan setia mengikuti pimpinan Roh Kudus (Kis 6:5; 8:26,29,39)

Dari pengalaman hidup Filipus yang setia melayani Tuhan dan mengabarkan Injil, kita juga belajar pelajaran lain dari Filipus yang setia mengikuti pimpinan Roh Kudus.
Dalam Kis.8:4-25 kita dapat membaca “buah yang luar biasa” dari pelayanan Filipus di kota Samaria. Di sana Filipus memberitakan Injil, dan Tuhan menyertai dia dengan kuasa dan mujizat. Dan hasilnya adalah, satu kota mengalami sukacita besar (Kis 8:8). Kesetiaan Filipus dalam mengikuti pimpinan Roh Kudus semakin nampak pada Kis. 8:26,  Tuhan melalui malaikatNya datang kepada Filipus dan mengutusnya pergi ke jalan sunyi, untuk menginjili hanya satu orang saja! Filipus diminta meninggalkan jiwa-jiwa yang jumlahnya satu kota, demi menginjili satu orang saja dan dalam hal ini Filipus terbukti setia terhadap pimpinan Roh Kudus.
Dan ketika Filipus berjumpa dengan sida-sida Ethiopia itu, Roh Kudus memerintahkan kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” (Kis. 8:29) Apa respon Filipus terhadap perintah Roh Kudus ini? Alkitab mencatat, “Filipus segera ke situ.” (Kis. 8:30) Ini adalah satu bukti ketaatan dan kesiap sediaan Filipus untuk hidup dipimpin Roh Kudus walau mengabarkan injil pada satu orang saja. Dan selanjutnya Filipus tetap setia dipimpin Roh kudus untuk mengabarkan Injil ke semua kota di Asdod hingga sampai ke kota Kaisarea “Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.” (Kis 8:40)
Pimpinan Roh Kudus itu dapat berupa dorongan kuat yang Tuhan munculkan di hati kita, ingatan-ingatan akan Firman Tuhan di dalam batin atau pikiran kita, suara lembut yang berbisik sebagai sebuah kesan di dalam hati kita, dan dapat juga melalui suara yang keluar dari mulut sesama kita yang dapat didengar telinga namun sesuai dengan prinsip kebenaran Firman Tuhan. Kita tidak boleh membatasi pekerjaan Roh Kudus untuk menuntun kita pada kebenaran termasuk di dalam hal pemberitaan Injil, sehingga kita dapat melihat pekerjaan-pekerjaan heran karena Tuhan sendirilah yang mengerjakannya melalui diri kita.
Memahami peran Roh Kudus dalam pekabaran Injil pada gereja mula-mula, maka kita akan melihat bagaimana Roh Kudus menggerakkan orang percaya untuk melayani dan mengabarkan Injil. Dan Filipus adala salah satu dari sekian banyak orang percaya pada masa itu yang digerakkan Roh kudus untuk mengabarkan Injl. Gereja mula-mula pada masa para rasul tidak akan pernah ada dan berdiri, jika Roh Kudus tidak menggerakkan para rasul dan orang-orang percaya pada waktu itu untuk mengabarkan injil. Dan pada perkembangannya pekabaran Injil menjadi suatu bidang pelayanan yang sangat penting bagi gereja disepanjang masa. Dan untuk misi pekabaran injil itu, Kristus telah menyatakan bahwa Roh Kudus yang akan memberikan kemampuan bagi gereja-gereja Tuhan untuk menjalankan tugas pekabaran injil tersebut. Karena itu, gereja hendaknya membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus, agar pelayanan pekabaran injil benar-benar menjadi suatu bidang pelayanan penting bagi gereja sesuai dengan pengutusannya. Amin. Soli Deo Gloria.





SUKACITA KARENA KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA


SUKACITA KARENA KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA
Lukas 24: 50-53; Yohanes 14:1-6
            Dalam setiap acara perpisahan selalu saja merupakan peristiwa yang mengharukan dan menguras emosi bagi mereka yang akan berpisah, apalagi perpisahan itu adalah dengan orang yang sangat dikasihi. Perasaan haru yang muncul dikarenakan adanya ikatan emosional dalam diri mereka yang hendak berpisah, karena sekian waktu lamanya mereka menghabiskan waktu bersama baik dalam suka maupun duka.  Akan tetapi dalam peristiwa perpisahan Tuhan Yesus dan murid-muridNya yang dituliskan dalam Injil Lukas justru memberikan gambaran yang sebaliknya, “Mereka sujud menyembah kepadaNya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita (Lukas 24:52)
Apa yang menjadi dasar bagi para murid untuk bersukacita karena perpisahan dengan Tuhan Yesus yang naik ke surga?
Setiap peristiwa yang Tuhan Yesus alami saat kehadirannya didunia, baik kelahiran, kematian, kebangkitan, dan kenaikanNya ke surga telah dinubuatkan didalam kitab suci. Demikian juga dalam hal kenaikanNya ke surga, sebelum Tuhan Yesus ditangkap dan dihukum mati diatas kayu salib, Tuhan Yesus telah menubuatkan tentang kenaikanNya ke surga (Yohanes 14:1-6). Dan dalam nubuatanNya yang disampaikan kepada para murid, Tuhan Yesus juga menyatakan tentang tujuanNya naik kesurga.
Dan tujuan dari kenaikan Tuhan Yesus ke surga inilah yang membuat para murid demikian bersukacita saat Tuhan Yesus berpisah dengan mereka.
Apa tujuan Tuhan Yesus naik kesurga? dan apa korelasinya bagi orang percaya saat ini?
1.       Untuk menyediakan tempat bagi orang yang percaya kepadaNya. (Yoh 14:2)
Dalam nubuatan tentang kenaikanNya ke surga dalam Yohanes 14:1-6, Tuhan Yesus mengajak para murid untuk memandang dengan mata iman jauh kedepan, yaitu memandang kepada kerajaan surga. Karena apabila hanya memandang keadaan dunia ini, yang ada dalam dunia ini adalah “kegelisahan”. Untuk itu Tuhan Yesus katakan, “Janganlah gelisah hatimu....” (ayat 1)
Dunia ini sudah diliputi oleh kuasa dosa, sehingga orang yang tinggal didunia ini akan selalu diliputi oleh kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran akan hidup dan masa depannya.
Oleh karena itu Tuhan Yesus mengajarkan kepada para muridNya untuk mengarahkan pandangannya ke surga. Karena disurga dikatakan Tuhan Yesus banyak tempat tinggal yang disediakan bagi orang percaya. Tempat tinggal yang tidak tercemar oleh kuasa dosa, tidak ada kegelisahan, ketakutan dan kekhawatiran, yang ada adalah damai sejahtera dan sukacita kekal. Dan kesanalah (ke surga) Tuhan Yesus pergi untuk menyediakan tempat bagi para murid dan orang-orang yang percaya kepadaNya.
Inilah alasan para murid untuk mereka “sangat bersukacita” saat berpisah dengan Tuhan Yesus yang naik ke surga (Lukas 24:52).
2.       Dari sana Dia akan menjemput kita. (Yoh 14:3)
Setiap manusia sadar bahwa kehidupan didunia ini cuma sementara, dan selama hidup didunia yang berdosa ini manusia akan banyak mengalami kegelisahan dan dukacita. Oleh karena itu manusia merindukan satu tempat yang penuh dengan sukacita dan damai sejahtera dan yang bersifat kekal, yaitu kerajaan surga. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya manusia yang berdosa tidak mengetahui bagaimana jalan untuk kesana (surga). Kerinduan manusia yang berdosa untuk dapat masuk kerajaan surga diwakili oleh pertanyaan Thomas kepada Tuhan Yesus, “....jadi bagaimana kami tahu jalan kesitu?” (ayat 5) Untuk pertanyaan Thomas yang juga menjadi pertanyaan banyak orang yang mencari “jalan” menuju ke surga, Tuhan Yesus katakan “...Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (ayat 6)
Tuhan Yesus yang telah naik ke surga adalah “Jalan” untuk menuju ke kerajaan surga. Tuhan Yesus bukan sekedar memberi “petunjuk” akan jalan ke surga seperti kebanyakan para “tokoh agama” didunia ini, tetapi dengan tegas Tuhan Yesus katakan bahwa Dia adalah “Jalan” itu sendiri. Penegasan bahwa Tuhan Yesus adalah “Jalan” untuk menuju ke surga bukan hanya ditujukan kepada Thomas, tetapi juga ditujukan kepada setiap orang yang masih ragu akan jalan yang benar menuju ke surga.
Dan Tuhan Yesus yang adalah “Jalan, dan kebenaran dan hidup” yang telah naik kesurga itulah yang akan datang kembali untuk menjemput saleh-salehNya. Dan orang percaya tidak lagi harus disibukkan untuk  mencari “dimana kerajaan surga itu?” Tetapi Tuhan Yesus yang telah naik kesurga itulah yg akan datang menjemput, untuk meninggalkan segala “kegelisahan” dunia yang berdosa ini, dan selanjutnya menikmati kehidupan yang penuh damai sejahtera yang bersifat kekal  dalam kerajaan surga.
            Disaat Tuhan Yesus belum datang untuk menjemput, apa yang dikerjakan oleh para murid dan orang percaya pada waktu itu?
Dalam Injil lukas 24:53 dikatakan, “Mereka senantiasa berada didalam Bait Allah dan memuliakan Allah”.
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, mereka tetap memelihara iman kerohaniannya dengan cara “hidup beribadah” dan “memuliakan Allah”,  supaya iman kerohanian mereka tetap “terjaga” menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali sesuai dengan janjiNya (Yoh 14:3).
Orang-orang yang beriman dan percaya kepadaNya saat ini juga sedang dalam keadaan menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua. Apa yang harus kita kerjakan saat ini sehingga kita dapat menantikan kedatanganNya yang kedua nanti dengan penuh sukacita?
~ Soli deo Gloria! (Berkat dan Rahmad. Josafatagung88.blogspot.com)