Thursday, January 22, 2015

HIDUP ORANG KRISTEN



HIDUP ORANG KRISTEN
I PETRUS 4 : 7 – 11
Firman Tuhan ini diawali dengan kata : “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Rasul Petrus menulis surat ini kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitia untuk menasehati dan mengingatkan bahwa, kedatangan Kristus sudah dekat.
Berkaitan dengan kedatangan Kristus yang sudah dekat, maka rasul Petrus mengajarkan pola hidup orang Kristen yang benar, yang harus dikerjakan orang percaya menjelang Hari Tuhan. Sehingga saat Hari Tuhan itu tiba, orang percaya senantiasa berjaga-jaga dan siap menyambut kedatanganNya.
Dalam I PETRUS 4 : 7 – 11 ini, paling tidak ada tiga pola hidup orang Kristen yang benar, yang diajarkan oleh rasul Petrus:
Menguasai diri untuk dapat berdoa (ayat 7).
Pada zaman akhir ini waktu seolah berjalan begitu cepat, sehingga banyak orang merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaannya setiap hari. Mengapa waktu seolah berjalan begitu cepat? Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang telah “mencuri waktu” kita, yaitu: handphone/gadget, TV, majalah, jalan-jalan, dsb. Sehingga seolah-olah tidak cukup waktu untuk mengerjakan pekerjaan dalam sehari, dan pada akhirnya mengabaikan waktu-waktu terbaik sebagai orang percaya untuk berdoa.
Pada hal di dalam doalah kita dapat menemukan ketenangan dan damai sejahtera yang membuat kita tetap kuat dan senantiasa dimampukan untuk bersukacita dalam menghadapi hari-hari yang berat di zaman akhir ini. Dan dengan berdoa maka kita akan dimampukan untuk tetap terjaga didalam menantikan hari Tuhan.
Kehidupan doa dapat diterapkan mulai dari doa pribadi, mezbah keluarga, sampai persekutuan doa di gereja.
Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain.(ayat 8-9)
Pada bagian ini dikatakan: tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kasih harus tetap menjadi yang terutama di dalam hidup orang percaya. Semua orang layak kita kasihi, sekalipun dia adalah orang yang tidak layak untuk dikasihi karena selalu menyakiti atau memusuhi kita.
Mengapa kita harus dapat mengasihi orang yang telah menyakiti kita atau memusuhi kita?
Karena kita dahulu adalah orang yang berdosa dan telah menjadi musuh Allah, orang yang tidak layak untuk mendapatkan kasih dan pengampunan Allah karena kejahatan kita dimata Allah. Tetapi karena kasihNya yang besar bagi kita, maka Allah melayakkan kita menerima pengampunan yang sempurna di dalam Yesus Kristus.
Jadi, ketika Tuhan berkata kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, itu berarti kita harus belajar untuk mengasihi semua orang.
Salah satu bentuk nyata dari kasih menurut rasul Petrus adalah dengan memberi tumpangan dengan tidak bersungut-sungut (ay. 9). Prinsip dalam memberi tumpangan ini adalah: membuka diri kita atau milik kita untuk memberi topangan atau naungan bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan kita.
Dan melalui kasih yang sungguh-sungguh terhadap sesama kita, maka kita dimampukan untuk hidup damai dengan semua orang di akhir zaman ini. Dengan demikian kita menjadi orang yang selalu “terjaga” menjelang kedatangan Tuhan.
Melayani Tuhan dan sesama sesuai dengan karunia Rohani (ayat 10-11).
Dunia pada saat ini mengajarkan supaya manusia tidak lagi bergantung satu dengan yang lain. Bahkan dalam kehidupan keluarga, ketidakharmonisan seringkali terjadi karena masing-masing anggota keluarga merasa dirinya tidak membutuhkan anggota keluarga yang lain. Mengingatkan tentang akhir jaman, rasul Petrus menasehati agar umat Allah tetap saling melayani dengan setiap karunia yang diterima sebagai seorang pengurus yang baik (ay. 10).
Apa karunia kita? Apakah kita semua memiliki karunia?
Bahasa Yunani untuk kata karunia adalah charisma, yang bisa diartikan kemampuan-kemampuan rohani yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya oleh karya Roh Kudus. Jadi setiap orang percaya, tanpa terkecuali, menerima karunia-karunia itu dari Tuhan. Karena karunia tersebut berasal dari Tuhan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan. Sama seperti tubuh jasmani kita terdiri atas banyak anggota, demikian juga anggota-anggota tubuh Kristus berfungsi dalam panggilan dan karunia yang berbeda. Tuhan yang menentukan tujuan dan fungsi kita masing-masing dan setiap bagian itu penting sebagai tubuh Kristus.
Melayani Tuhan dan sesama dimulai dari hal-hal yang kecil dalam praktek hidup sehari-hari yaitu menggunakan kata-kata yang yang baik untuk diucapkan terhadap sesama (ay. 11).
Dan perikop I PETRUS 4 : 7 – 11 diakhiri dengan kata :
Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya ! Amin.”
Kalimat ini memberikan penegasan bahwa setiap pola hidup orang Kristen yang benar yang harus dikerjakan oleh setiap umat Allah, semata-mata adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan saja, bukan untuk mencari pujian diri sendiri dari sesama. Soli Deo Gloria! (Josafatagung88.blogspot.com)