Thursday, December 4, 2014

PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN RAJA DAMAI



PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN RAJA DAMAI
YESAYA 10:33-34; 11:1-5

Kondisi umat pilihan Allah pada masa nabi Yesaya digambarkan seperti pohon yang ditebang dan telah tumbang (Yes 10:33-34). Dan “tunggul” yang disebutkan  pada Yesaya 11:1 adalah menggambarkan potongan kayu sisa tebangan yang menunggu saatnya mengering dan mati. Hal ini disebabkan karena pilihan mereka sendiri yang menolak untuk hidup benar dijalan Tuhan, mereka lebih suka memilih jalan mereka sendiri dan terbawa arus kejahatan dan ketidakadilan, sehingga kemudian mereka mengalami kehancuran. Ditengah kondisi kehidupan umat Allah yang penuh kejahatan dan ketidakadilan seperti itu maka umat Allah yang lain, yang sungguh-sungguh mau hidup taat kepada Tuhan menjadi putus asa, sebab harapan dan kenyataan yang dialaminya menjadi sangat berbeda.
Pengharapan akan kedatangan “Raja Damai” yang berasal dari tunas dari tunggul Isai ini merupakan pengharapan bagi semua umat Allah yang sungguh-sungguh mau hidup benar dijalan Tuhan, bahwa Allah tidak pernah melupakan umatNya yang hidup setia kepadaNya.
Kepada umat Allah yang mau hidup dijalan Tuhan tetapi terjebak ditengah-tengah situasi dunia yang jahat, nabi Yesaya menyatakan satu pengharapan akan kedatangan Mesias, bahwa dari tunggul Isai (ayat 1), artinya dari keturunan yang sudah hampir punah akan menucul suatu tunas. Dan Tunas inilah yang akan tampil dengan pola yang berbeda dari raja-raja Israel sebelumnya. Tunas itu adalah pribadi yang memiliki karakter yang baik, yang seluruh hidupNya dikuasai oleh Roh Tuhan, memiliki roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan, dan takut akan Tuhan(Ayat 2). Tunas itu memiliki jiwa kepemimpinan yang berdasarkan  takut akan Tuhan yang senantiasa berpegang pada keadilan (Ayat 3), dan senantiasa hidup dalam kebenaran dan kesetiaan (ayat 5).
Dalam kekuatan pengharapan berdasarkan iman akan kedatangan Mesias inilah maka nabi Yesaya dan umat Allah yang setia tidak akan kehilangan identitas dirinya sebagai umat pilihan Allah yang senantiasa hidup dalam kebenaran dijalan Tuhan, sekalipun arus kejahatan, ketidakadilan dan ketamakan berlangsung deras disekitarnya.
Melalui nubuatan nabi Yesaya yang hidup dalam iman dan pengharapannya akan kedatangan “Sang Raja Damai”, kita yang hendak merayakan natal di ingatkan bahwa:
1. Natal adalah kesadaran diri sebagai manusia yang berdosa.
Kita seperti tunggul pohon yang telah ditebang, menantikan saat-saat untuk mengering dan mati. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa manusia yang berdosa tidak berdaya sama sekali dengan keberdosaannya, dan hanya menantikan tibanya saat-saat penghukuman karena dosa-dosanya dalam kematian kekal.
Menghayati natal adalah timbulnya kesadaran dalam diri kita, bahwa kita adalah manusia yang berdosa. Sehingga dari kesadaran akan keberdosaan kita itu kemudian muncul pengharapan yang kuat akan kehadiran Sang Juru Selamat untuk menyelamatkan kita yang berdosa. Karena Yesus Kristus yang datang kedunia adalah mencari dan menyelamatkan manusia yang berdosa dan membutuhkan keselamatan daripadaNya.
Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."(Lukas 5:31-32)
Tetapi apabila kita justru merasa dan bersikap bahwa kita adalah orang yang benar, dan orang lain kita anggap sebagai orang yang tidak benar dan berdosa. Maka kehadiran Tuhan Yesus Kristus didalam peristiwa natal tidak akan berarti sama sekali bagi kita kecuali hanya sebuah pesta atau ceremonial belaka yang berulang-ulang setiap tahunnya.
2. Natal adalah pengharapan akan kebenaran, keadilan dan damai sejahtera.
“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” (Yes. 11:1)
Ditengah ketidak berdayaan manusia yang berdosa yang digambarkan oleh nabi Yesaya seperti tunggul dari pohon yang telah ditebang dan hanya menunggu saat-saat kematiannya. Maka akan hadir Mesias sebagai Hakim Yang Agung yang akan memenuhi dambaan setiap hati yang merindukan untuk mengalami keadilan ditengah arus kejahatan dan ketidakadilan dunia ini.
Mesias yang akan datang akan mampu menghakimi seluruh umat manusia dengan penuh keadilan. Dia akan menjadi pembela bagi orang-orang yang lemah dan tertindas. Dan pada sisi lain, sang Mesias akan bersikap tegas untuk menghukum orang-orang fasik. Nabi Yesaya katakan (Yes. 11:4),
“Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.”
Merayakan natal adalah timbulnya satu kesadaran diri dalam pribadi kita, bahwa kita adalah manusia yang berdosa. Dan karenanya kita membutuhkan kehadiran Juru Selamat dalam diri pribadi kita, yang akan menyelamatkan kita dari hukuman maut.
Dan dalam merayakan natal adalah munculnya pengaharapan baru bagi jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran, keadilan dan damai sejahtera dari Allah, untuk kita dapat hidup selayaknya umat pilihan Allah yang baik yang telah diselamatkan dari hukuman maut. Memang tidak akan mudah untuk menjadi umat pilihan Allah yang baik, yang hidup benar dan adil, ditengah-tengah arus dunia yang jahat seperti sekarang ini. Tetapi marilah kita bertekat didalam moment natal ini untuk memelihara kehidupan sebagai umat pilihan Allah yang baik, karena Allah tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri, Allah akan senantiasa menyertai kita. Seperti yang dikatakan oleh malaikat kepada Yusuf dalam peristiwa kelahiran Yesus:
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.(Matius 1:23)
~(josafatagung88.blogspot.com)