KESEIMBANGAN
2 Korintus 8:1-15
Semangat berbagi merupakan ciri
yang kuat dari kehidupan orang percaya yang mula-mula. Tentu saja perilaku
mereka dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang dimotivasi oleh kasih
persaudaraan dalam tubuh Kristus. Kasih membangun kerinduan untuk membagikan
segala sesuatu yang mereka miliki dengan tujuan supaya "tidak ada seorang
pun yang berkekurangan di antara mereka,...."(Kis
4:34a).
Dan dalam konteks 2 Korintus 8:1-15, ini adalah himbauan
Paulus kepada jemaat Korintus agar dapat membantu jemaat dari golongan Yahudi
di Gereja induk Yerusalem yang berada dalam keadaan kekurangan. Keadaan ini
disebabkan hubungan yang terputus antara orang Yahudi yang telah bertobat dan
menjadi Kristen
dengan saudara-saudara mereka, masyarakat, dan Bait Allah. Juga adanya
kelaparan yang menimpa seluruh wilayah (Kis 11:27-29).
Rasul
Paulus menjadikan
jemaat Makedonia (terdiri dari jemaat Filipi, Berea dan Tesalonika) sebagai
teladan, walaupun mereka berada dalam penderitaan tetapi mereka tetap dapat
menjadi berkat.
Ada
beberapa hal yang dapat diperhatikan dari jemaat Makedonia ini.
Pertama, Berbagi
adalah kasih karunia dari Tuhan (ay. 1-5)
Kasih karunia seringkali dipahami sebagai PEMBERIAN yang
diterima oleh umat Allah. Hal ini merupakan pemahaman tentang kasih karunia
dalam arti yang sempit. Kasih karunia harus juga dipahami sebagai kemampuan
untuk MEMBERI. Dalam konteks 2 Kor 8:1-5, kasih karunia yang diterima jemaat
makedonia adalah kemampuan untuk MEMBERI.
Walaupun
jemaat Makedonia saat itu
berada dalam penderitaan dan kemiskinan mereka tetap dapat menjadi
berkat. Dan mereka
menjadi berkat dengan mengambil bagian melayani orang-orang Kudus bahkan mereka
mendesak untuk bisa melayani (ay 4) Mereka
memberi menurut kemampuan mereka, bahkan lebih (ay.3) Dan mereka juga memberi lebih
banyak dari pada yang diharapkan (ay 5a).
Apabila
kita mampu memberi kepada orang lain itu adalah anugerah Tuhan, karena belum tentu
semua orang bisa memberi seperti yang kita lakukan.
Kedua, Menyatakan kasih, karena
Kristus telah lebih dulu mengasihi (ay. 9).
Bukti kasih dan pengorbanan Kristus: “...yang oleh karena
kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya. Supaya kamu menjadi kaya oleh karena
kemiskinanNya”
Orang yang telah menerima kasih dan pengorbanan Kristus
telah menjadi milik Kristus. Dan menjadi milik Kristus berarti: berjalan dalam
kehendak kristus dalam kasih karuniaNya.
Kasih karunia Allah bukan saja berarti MENERIMA, hidup
dalam kasih karuniaNya berarti juga MEMBERI DAN BERBAGI.
Ketiga, Pemberian dimaksudkan
supaya ada keseimbangan (ay. 13)
Permasalahan yang seringkali muncul dalam masyarakat
adalah kesenjangan
sosial; si kaya terlalu kaya dan si miskin terlalu miskin. Hal ini menjadi salah satu
indikator bahwa dalam suatu komunitas masyarakat terjadi ketidak-adilan.
Yang
kaya memperbudak dan menjajah yang miskin. Sebaliknya yang miskin bisa kurang
sabar lalu memberontak main hakim sendiri (bandingkan dengan situasi di negara kita).
Dalam hal ini Gereja mendorong warganya untuk menopang yang
lemah, menolong yang miskin, mengangkat yang jatuh, dan memberdayakan bagi yang
tidak berdaya.
Hal
ini bukanlah dimaksudkan untuk membebani orang-orang yang memberi bantuan dan
meringankan bagi yang mendapat santunan, tetapi supaya terjadi keseimbangan.
Inilah yang disebut sebagai harmoni kehidupan didalam
tubuh Kristus. Itulah
ciri persaudaraan sejati dalam jemaat pada masa gereja mula-mula.
Pencerahan:
Berbagi
bukan dari kelebihan yang kita miliki, tapi dari apa yang kita miliki saat ini
sebagian kita serahkan kepada sesama yang mengalami kekurangan atau
membutuhkan. Hati yang bersukacita dalam memberi tidak akan memandang kekurangan
atau keterbatasan diri sendiri, tetapi mampu melihat dengan penuh rasa syukur
bagaimana Tuhan selama ini telah memberkati kita. AMIN. (JAP)
No comments:
Post a Comment