Surya Pagi Telah Datang
(Masa Advent)
Lukas 1:76-79
Dalam puji-pujian Zakharia (Benedictus),
Yesus digambarkankan sebagai “surya pagi dari tempat yang tinggi”.
Mengapa Yesus digambarkan sebagai surya pagi?
Bukankah
dibelahan bumi dimana kita tinggal ini kita dapat menyaksikan tiap hari
matahari yang menyinari bumi? Terbit diwaktu pagi hari dan tenggelam diwaktu
petang hari dan selalu berlangsung demikian. Sesuatu yang berjalan normal dan
seolah tidak ada hal yang istimewa didalamnya. Bagi kita, surya pagi
kelihatannya biasa saja, tidak ada yang luar biasa.
Tetapi
benarkah hal yang berjalan normal tersebut tidak nampak luar biasa?
Kalau
kita mencoba untuk bangun pagi hari sebelum matahari terbit untuk menikmati sunrice,
dan mengamati sebelum dan sesudah matahari terbit. Maka kita akan dapat
menyaksikan hal-hal yang luar biasa terjadi.
Saat
matahari belum terbit, kegelapan masih meliputi bumi dan suasana begitu sunyi.
Menit demi menit kita akan merasakan kegelapan dan kesunyian itu. Akan tetapi
saat sinar matahari akan muncul, maka suasananya akan terasa sangat indah
sekali, rembang matahari membuat langit menjadi berwarna jingga. Selanjutnya
akan ada saat dimana sinar matahari muncul dengan sangat terang, dan itulah
yang dinamakan surya pagi. Selanjutnya tidak akan ada lagi kesunyian dan
kegelapan, bumi akan kembali semarak dan menjadi terang benderang.
Inilah
yang hendak digambarkan oleh Zakharia, bahwa Allah melawat manusia yang sudah
ribuan tahun hidup didalam kesunyian dan kegelapan dosa yang melingkupi mereka.
Sejak manusia jatuh dalam dosa
maka bumi tidak lagi menjadi tempat yang baik untuk manusia. Dunia ini
sejatinya berada di dalam kegelapan. Kejahatan semakin merajalela dan
dimana-mana manusia melakukan dosa. Manusia dilahirkan dari orangtua yang
berdosa, dan sepanjang hidupnya manusia banyak sekali melakukan dosa. Manusia
sejatinya sedang berjalan menuju kebinasaan, termasuk juga kita. Dan Allah
tidak pernah kompromi dengan dosa “Sebab upah dosa ialah maut...” (Roma
6:23) dan manusia layak untuk mendapatkan murka Allah itu.
Dalam Alkitab keberadaan manusia yang berdosa
didunia kemudian dikaitkan dengan gambaran kegelapan atas keberdosaannya
sekaligus suatu pengharapan akan hadirnya Sang Mesias:
“Sebab
sesungguh-nya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa;
tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu” (Yes. 60:2).
Apa
yang disampaikan oleh nabi Yesaya diatas memberikan pemahaman bahwa hanya dalam
rahmat dan belas kasihan dari Allah maka Dia berkenan hadir dalam dunia yang
telah diliputi oleh kegelapan dosa. Lawatan Allah kepada manusia yang berdosa didunia
bukan karena
kebaikan dan kesalehan manusia itu sendiri, nabi Yesaya katakan tentang hal
ini, “Demikianlah
kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain
kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan
kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (Yes 64:6). Allah sendirilah
yang karena kasihNya kepada manusia berinisiatif untuk melawat manusia yang
hidup dalam kegelapan dosa. Keselamatan adalah tindakan nyata dari Allah. Dan
Allah kita tidak hanya menunjukkan jalan keluar bagi manusia supaya selamat,
tetapi Dia sendiri yang mengerjakan karya keselamatan bagi manusia yang berdosa
dalam diri Yesus Kristus. Dialah “Sang Surya Pagi” yang telah datang untuk
menerangi kegelapan dunia.
Manusia telah menerima “Surya
Pagi” dari tempat yang tinggi. Orang-orang percaya kemudian mempunyai
pengharapan dan tidak lagi hidup dalam kegelapan. Walaupun saat ini dunia masih
dipenuhi kejahatan dan penderitaan, tetapi kita orang percaya dapat senantiasa
bersukacita. Karena jika semua ini nanti berakhir, kita tahu bahwa kita akan
hidup dan tinggal bersama-sama dengan Allah.
Allah
berkenan melawat kita. Siapkan diri untuk menerima lawatan-Nya?
Orang
yang mengenal ALLAH dengan baik dan benar akan lebih mudah untuk menyambut
kedatangan-Nya dengan sikap yang baik dan benar pula. Pada masa-masa Advent ini
marilah kita gunakan “masa persiapan” ini dengan hidup yang mengenal
TUHAN dan hidup yang
mau diarahkan oleh Firman TUHAN.
Dan
selanjutnya, sebagaimana Yohanes Pembabtis yang dipakai Allah untuk membawa
umatNya masuk dalam “masa persiapan” untuk menyambut kehadiran “Sang
Surya Pagi”, siap sediakah kita untuk dipakai menjadi alat di tangan-Nya guna
memimpin orang lain untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus? ~(josafatagung88.blogspot.com)