Tuesday, February 24, 2015

PRIBADI YANG BERKENAN DIHATI TUHAN



PRIBADI YANG BERKENAN DIHATI TUHAN

Allah mengangkat Daud menjadi raja  mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku  dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (KPR. 13:22-23)

Dalam KPR 13:13-49 mengisahkan ketika Paulus dan Barnabas berada di kota Antiokhia di Pisidia. Mereka datang di rumah ibadat Yahudi di kota itu dan berkhotbah disana dua kali hari sabat berturut-turut.
Dalam khotbahnya, rasul Paulus kembali mengingatkan orang-orang Yahudi untuk melihat sejarah bangsa Israel, bahwa mereka adalah umat Allah yang telah dipimpin oleh Allah sendiri untuk keluar dari perbudakan di Mesir sampai kemudian masuk ketanah perjanjian. Selanjutnya rasul Paulus menjelaskan tentang lahirnya Yesus Kristus dari keturunan Daud untuk menggenapi semua janji tentang Messias, yang kemudian mati disalib dan bangkit kembali dengan penuh kuasa.

Yang menarik  dalam kotbah rasul Paulus di Antiokhia di Pisidia ini menyebut Daud sebagai "...,Seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu (KPR 13:22)

Apa yang membuat Daud disebut sebagai pribadi yang berkenan di hati Tuhan?
Bukankah Daud adalah orang yang juga mempunyai kelemahan sehingga dalam suatu peristiwa ia terjatuh dalam dosa perzinahan dan kemufakatan untuk merencanakan pembunuhan?
Mengapa Paulus tidak mengambil contoh tokoh-tokoh Alkitab lain seperti Yusuf sebagai pribadi yang diperkenan Allah dan yang setia melakukan kehendak Allah?

Dari kehidupan Daud, rasul Paulus mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas tentang keadaan manusia yang sesungguhnya yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).

Memang Daud adalah manusia yang juga mempunyai kelemahan, namun dalam jalan-jalan  kehidupannya,  Daud  memiliki hubungan yang sangat baik dengan Allah. Bahkan saat-saat dia jatuh dalam dosa, Daud tidak menjauh dari Allah tetapi dia tetap menjalin hubungan yang baik dengan Allah dalam pertobatannya.
Sehingga rasul Paulus menyebut Daud sebagai pribadi yang berkenan dihati Allah dan yang dengan setia melakukan kehendak Allah.

Dari kehidupan pribadi Daud yang memiliki hubungan yang sangat baik dengan Allah inilah, kita dapat belajar untuk untuk dapat menjadi pribadi yang berkenan dihati Tuhan:

1.       Daud memiliki hubungan yang intim dengan Allah.

Kitab Mazmur merupakan kitab pujian dan penyembahan yang dipakai umat Israel dalam ibadah. Sebagian besar kitab Mazmur ditulis oleh Daud yang menggambarkan kedekatan hubungannya sebagai pribadi dengan Allah, dan juga hubungannya sebagai umat dengan Allah. didalamnya banyak terdapat nyanyian syukur, nyanyian pujian, dan nyanyian penyembahan kepada Allah. Juga doa-doa Daud kepada Allah yang bersifat pribadi (doa mohon pertolongan, perlindungan, penyelamatan dan doa permohonan pengampunan) sedangkan yang lainnya adalah doa-doa yang mewakili kebutuhan umat kepada Allah. Sebagai contoh,
·         “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” (Mazmur 5:4)
·         Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;....” (Maz. 84:10)
·         “...TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Maz. 23)

Contoh ayat-ayat tersebut adalah sebagian kecil dari Mazmur Daud ini menggambarkan sikap hati Daud yang senantiasa rindu untuk mengalami dan merasakan hadirat Allah setiap waktu. Ini adalah sikap hati yang dipenuhi kasih kepada Allah yang membawa dirinya untuk semakin Intim dengan Allah. Inilah sikap hati Daud yang berkarakter dalam hubungannya dengan Allah, sehingga Allah mengatakan bahwa Daud adalah seorang hamba yang  kepadanya Allah berkenan.

Bagaimana hubungan kita dengan Allah? Apakah kita telah memiliki kerinduan untuk setiap waktu senantiasa mengalami dan merasakan hadirat Allah seperti yang Daud lakukan?

2. Daud memiliki hati yang sabar dalam menantikan janji Allah dengan tetap menjaga hati dan kelakuan yang bersih di hadapan Tuhan.

Ketika raja Saul hidup tidak lagi berkenan kepada Tuhan, maka nabi Samuel disuruh ke rumah keluarga Isai untuk mengurapi Daud sebagai raja Israel menggantikan Saul (I Samuel 16 : 13). Tetapi pengurapan Daud sebagai raja atas Israel itu tidak serta merta tahta kerajaan langsung jatuh ketangan Daud. Daud harus menunggu lama sekali (kurang lebih 13 tahun) untuk hal itu digenapi dalam dirinya. Dan dalam masa menunggu janji Allah digenapi dalam dirinya, Daud tidak memaksakan kehendak pribadinya untuk menjadi raja walaupun dia memiliki dua kali kesempatan emas untuk membunuh Saul. Dalam I Samuel 24:5–8 dan I Samuel 26:10–12 dikisahkan tentang keberadaan Daud yang memiliki posisi yang sangat tepat saat itu untuk dapat membunuh Saul yang mengejarnya dan beritikat untuk membunuhnya. Kepada para pengikutnya Daud justru mengatakan “Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” (I Sam 24:7) Dalam hal ini Daud mentaati kebenaran Firman Tuhan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Dan Daud tidak menggunakan kesempatan untuk membunuh raja Saul hanya demi memuaskan ambisi pribadinya untuk menjadi raja.
Inilah karakter Daud dalam menjaga hubungan pribadinya dengan Allah, yaitu dengan bersabar menantikan waktu Tuhan digenapi atas dirinya dengan tetap menjaga hati dan kelakuan yang bersih di hadapan Tuhan.

Bagaimana kita menjaga hubungan pribadi kita dengan Allah? Apakah kita memiliki hati yang sabar dalam menantikan janji Tuhan tergenapi dalam diri kita dengan tetap menjaga hati dan kelakuan kita yang bersih di hadapan Tuhan?

3.       Daud memiliki hati yang terbuka untuk menerima teguran.
Setelah Daud menjadi raja dan telah 20 tahun memerintah atas Israel dalam kejayaan, maka ada suatu peristiwa yang membuat Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba istri Uria. Dan demi menutupi dosanya tersebut Daud bermufakat untuk “membunuh” Uria dengan mengirimnya kegaris depan medan pertempuran. Daud berusaha menutupi dosa-dosanya tersebut dengan berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa dan semua baik-baik saja. Namun kemudian Allah mengutus nabi Natan datang menjumpai Daud dan membongkar semua dosanya. Bagaimanakah reaksi Daud ketika ia ditegur keras oleh nabi Natan? Marah dan kemudian membunuh nabi natan? (Bandingkan dengan reaksi Herodes ketika Yohanes Pembabtis menegurnya karena mengambil Herodias istri saudaranya sebagai Istrinya. Lukas 3:19-20; Matius 14:1-12)
“Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.... (II Samuel 12:13). Sebagai bukti pertobatannya Daud berpuasa dengan tekun dan berbaring di tanah 7 hari lamanya  (II Samuel 12:16). Dan Daud juga menuliskan pengakuan dosanya itu dalam Mazmur 51. Adalah sangat tidak mudah untuk mempunyai sikap terbuka untuk teguran dan segera bertobat atas dosanya seperti yang dilakukan Daud. Ini adalah satu karakter luar biasa yang dimiliki Daud yang membuat ia disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Tuhan.

Bagaimana sikap hati kita ketika menerima teguran atas kesalahan atau dosa yang telah kita perbuat?
Apabila Allah menyingkapkan suatu dosa dalam diri kita, seharusnya kita memiliki sikap hati yang terbuka dan memiliki keberanian untuk mengakuinya, serta meminta ampun kepada-Nya seperti yang dilakukan oleh Daud. Karena hal ini mendatangkan perkenanan di hati Tuhan walaupun kita telah melakukan kesalahan atau dosa dihadapanNya.

Kehidupan pribadi Daud adalah pribadi yang senantiasa memelihara hubungan yang intim dengan Allah, bahkan saat dia jatuh dalam dosa sekalipun dia tetap menjalin hubungan yang baik dengan Allah dengan pertobatannya.
Dan sebagai orang percaya kita dapat belajar dari teladan pribadi Daud ini untuk kita dapat menjadi pribadi yang berkenan dihati Allah. Soli Deo Gloria!

No comments:

Post a Comment