KEKRISTENAN
YANG DUALISTIK
Ada sebagian orang Kristen yang memisahkan antara kehidupan rohani
dengan kehidupan duniawi yang menjadi aktifitas hidup sehari-hari. Karena
mereka berfikir bahwa kehidupan rohani terpisah dengan kehidupan
sekuler/duniawi.
Sebagai
contoh adalah, adanya pendapat umum yang mengatakan bahwa aktifitas kehidupan
di gereja dengan pelayanannya adalah rohani, sedangkan sebagian besar waktu
yang dihabiskan dalam segala aktifitas hidup dan di dalam pekerjaan sehari-hari
itu adalah duniawi/sekuler dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan rohani.Inilah yang disebut dengan kekristenan yang dualistik, yaitu pemisahan antara hal yang rohani dan yang sekuler. Pemikiran ini membelah hidup menjadi dua bagian yaitu hidup rohani dan hidup duniawi, seolah-oleh keduanya tidak berhubungan. Dan pandangan mereka terhadap Firman Tuhan/Alkitab adalah, apa yang diajarkan di dalam Alkitab hanya berlaku di dalam kehidupan di gereja dan di dalam aktifitas kehidupan rohani saja. Sedangkan untuk kehidupan di luar aktifitas rohani, di mana mereka menghabiskan jauh lebih banyak waktu seperti di dalam bekerja, membina keluarga, sekolah, bermasyarakat dll, semuanya dilakukan dengan kebijaksanaan diri sendiri yang tidak ada hubungannya dengan Alkitab/Firman Tuhan.
Praktek kekristenan yang demikian tidak akan sungguh-sungguh
membentuk orang Kristen untuk menemukan arti hidup didalam Tuhan, dan tidak
memahami tujuan hidupnya sebagai orang percaya.
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 12:2 mengajarkan “janganlah kita menjadi serupa dengan dunia
ini.....”. Ayat ini mengajarkan agar di dalam seluruh hidup orang percaya
jangan menjadi duniawi/sekuler, baik dalam aktifitas kehidupan rohani, maupun
aktifitas hidup sehari-hari. Atau dengan kata lain jangan biarkan dunia
membentuk kita menjadi seperti mereka, tapi kita harus mengembangkan diri kita
untuk hidup dalam kehendak Allah, walaupun kita masih tinggal didunia yang fana
ini.
Karena pemahaman kekristenan yang dualistik inilah, maka tidak heran apabila ada orang
Kristen yang rajin berjemaat dan tekun mengikuti kegiatan-kegiatan gereja, tetapi
praktek hidupnya sehari-hari tidak berbeda dengan orang-orang lain pada
umumnya, seperti halnya yang dikatakan rasul Paulus tentang perbuatan “daging”,
Gal. 5:19 “Perbuatan daging
telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20. penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah, 21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang telah kubuat dahulu bahwa
barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah.”
Bahkan tidak sedikit orang Kristen yang menganut kekristenan yang
dualistik ini kemudian menjadi pelaku-pelaku kejahatan atau kriminal.
Padahal yang sebenarnya adalah, dalam kekristenan selalu membutuhkan
aplikasi nilai-nilai kebenaran dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Terhadap praktek-praktek kekristenan
yang dualistik ini, Alkitab menunjukkan kepada setiap umat Tuhan bagaimana
Allah berbicara kepada umatNya melalui FirmanNya.
Ibr. 1:1-2 “Setelah pada
zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, ....”
Allah
telah berinisiatif untuk memperkenalkan diriNya dalam Manusia Yesus Kristus.
Dan manusia
tidak perlu mencari Allah, karena hal itu adalah sia-sia. Karena apapun yang dilakukan
manusia yang berdosa semuanya menuju kebinasaan.
Dan karena begitu besar kasih Allah pada manusia yang dikasihiNya,
maka Allah berkenan mencari manusia dalam diri Yesus Kristus, dan berkarya
dalam karya keselamatanNya diatas kayu salib bagi manusia yang berdosa.
Bila Allah
telah melangkah sedemikian jauh untuk mencari dan menyelamatkan manusia yang
berdosa, Allah mengharapkan jawaban/respon dari manusia melalui iman percaya.
Dan iman
percaya memerlukan aplikasinya dalam kehidupan nyata sebagai wujud nyata dari
iman, seperti yang dikatakan oleh rasul Yakobus dalam Surat Yakobus 2:17,
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman
itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”
Penutup.
Kita sering berpikir bahwa kehidupan rohani yang
ada dalam kontrol Tuhan itu hanya sebagian kecil saja yaitu sebatas
kegiatan-kegiatan gereja dan pelayanan, sedangkan seluruh hal lainnya di dalam
hidup sehari-hari itu adalah urusan kita sendiri dan terlepas dari urusan
rohani.
Melalui apa yang telah dipaparkan diatas, bahwa hidup
rohani orang Kristen bukanlah yang hidup yang
dualistik, melainkan hidup yang terintegrasi secara total antara iman dan perbuatan, baik rohani dan juga kehidupan duniawi (aktifitas
hidup sehari-hari).
Dan sebagaimana
hubungan dan sikap kita terhadap Allah dalam aktifitas
rohani, maka
demikian pula seharusnya tindakan dan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari. AMIN.
Korelasi ayat:
Rasul Paulus mengajarkan bahwa tindakan iman dan aktifitas sehari-hari
harus terintegrasi dalam hidup orang percaya, 1 Korintus 10:31:
“Jika
engkau makan atau jika engkau minum atau jika engkau melakukan sesuatu yang
lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemulian Allah”.
Kolose 3:23,
“Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia.”
No comments:
Post a Comment