HIDUP
ORANG KRISTEN
I PETRUS 4 : 7 – 11
Firman Tuhan
ini diawali dengan kata : “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.”
Rasul Petrus menulis surat ini kepada orang-orang pendatang yang tersebar di
Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitia untuk
menasehati dan mengingatkan bahwa, kedatangan
Kristus sudah
dekat.
Berkaitan dengan kedatangan
Kristus yang sudah dekat, maka rasul Petrus mengajarkan
pola hidup orang Kristen yang benar, yang harus dikerjakan orang percaya
menjelang Hari Tuhan. Sehingga saat Hari Tuhan itu tiba, orang percaya
senantiasa berjaga-jaga dan siap menyambut kedatanganNya.
Dalam I PETRUS 4 : 7 – 11 ini, paling tidak ada tiga pola hidup
orang Kristen yang benar, yang diajarkan oleh rasul Petrus:
Menguasai
diri untuk dapat berdoa (ayat 7).
Pada zaman akhir ini waktu
seolah berjalan begitu cepat, sehingga banyak orang
merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan
pekerjaannya setiap hari. Mengapa waktu seolah berjalan
begitu cepat? Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang telah “mencuri waktu”
kita, yaitu: handphone/gadget, TV, majalah, jalan-jalan, dsb. Sehingga
seolah-olah tidak cukup waktu untuk mengerjakan pekerjaan dalam sehari, dan
pada akhirnya mengabaikan waktu-waktu terbaik sebagai orang
percaya untuk berdoa.
Pada hal di
dalam doalah kita
dapat menemukan ketenangan dan damai sejahtera yang membuat kita tetap kuat dan
senantiasa dimampukan untuk bersukacita dalam
menghadapi hari-hari yang berat di zaman akhir ini. Dan
dengan berdoa maka kita akan
dimampukan untuk tetap “terjaga” didalam
menantikan hari Tuhan.
Kehidupan doa
dapat diterapkan mulai dari doa pribadi, mezbah
keluarga,
sampai persekutuan doa di gereja.
Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain.(ayat
8-9)
Pada bagian
ini dikatakan: “tetapi
yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa”.
Kasih harus
tetap menjadi yang terutama di dalam hidup orang percaya. Semua orang layak kita kasihi, sekalipun dia adalah
orang yang tidak layak untuk dikasihi karena selalu
menyakiti atau memusuhi kita.
Mengapa kita harus dapat
mengasihi orang yang telah menyakiti kita atau memusuhi kita?
Karena kita dahulu
adalah orang yang berdosa dan telah menjadi musuh Allah, orang yang tidak layak untuk mendapatkan kasih
dan pengampunan Allah karena kejahatan kita dimata Allah. Tetapi
karena kasihNya yang besar bagi kita, maka
Allah melayakkan kita menerima pengampunan yang sempurna di
dalam Yesus Kristus.
Jadi, ketika
Tuhan berkata kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu,
itu berarti kita harus belajar untuk mengasihi semua orang.
Salah satu
bentuk nyata dari kasih menurut rasul Petrus adalah
dengan memberi tumpangan dengan tidak bersungut-sungut (ay.
9). Prinsip dalam
memberi tumpangan ini adalah: membuka diri kita atau milik
kita untuk memberi topangan atau naungan bagi orang lain yang
membutuhkan pertolongan kita.
Dan melalui kasih yang sungguh-sungguh terhadap sesama kita, maka kita dimampukan untuk hidup damai dengan semua orang di akhir zaman ini.
Dengan demikian kita menjadi orang yang selalu “terjaga” menjelang kedatangan
Tuhan.
Melayani Tuhan dan sesama sesuai
dengan karunia Rohani (ayat 10-11).
Dunia pada
saat ini mengajarkan supaya manusia tidak lagi bergantung satu dengan yang lain. Bahkan dalam
kehidupan keluarga, ketidakharmonisan seringkali
terjadi karena masing-masing anggota keluarga merasa dirinya tidak membutuhkan
anggota keluarga yang lain. Mengingatkan tentang akhir jaman, rasul Petrus menasehati agar umat Allah tetap
saling melayani dengan setiap karunia yang diterima sebagai seorang pengurus
yang baik (ay. 10).
Apa karunia kita? Apakah kita
semua memiliki karunia?
Bahasa Yunani
untuk kata karunia adalah charisma, yang bisa diartikan kemampuan-kemampuan
rohani yang diberikan Tuhan untuk memperlengkapi orang-orang percaya oleh karya
Roh Kudus. Jadi setiap orang percaya, tanpa terkecuali, menerima karunia-karunia
itu dari Tuhan. Karena karunia
tersebut berasal dari Tuhan, maka tidak ada
alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan. Sama seperti tubuh jasmani kita
terdiri atas banyak
anggota, demikian juga
anggota-anggota tubuh Kristus berfungsi dalam panggilan dan karunia yang
berbeda. Tuhan yang menentukan tujuan dan fungsi kita masing-masing dan setiap bagian itu penting sebagai tubuh Kristus.
Melayani Tuhan dan sesama
dimulai dari hal-hal yang kecil dalam praktek hidup sehari-hari yaitu
menggunakan kata-kata yang yang baik untuk diucapkan terhadap sesama (ay. 11).
Dan perikop
I PETRUS 4 : 7 – 11 diakhiri dengan kata :
“Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya ! Amin.”
Kalimat ini memberikan penegasan
bahwa setiap pola hidup orang Kristen yang benar yang harus dikerjakan oleh
setiap umat Allah, semata-mata adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan saja,
bukan untuk mencari pujian diri sendiri dari sesama. Soli Deo Gloria! (Josafatagung88.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment