PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN RAJA DAMAI
YESAYA 10:33-34; 11:1-5
Kondisi
umat pilihan Allah pada masa nabi Yesaya digambarkan seperti pohon yang
ditebang dan telah tumbang (Yes 10:33-34). Dan “tunggul” yang disebutkan pada Yesaya 11:1 adalah menggambarkan
potongan kayu sisa tebangan yang menunggu saatnya mengering dan mati. Hal ini
disebabkan karena pilihan mereka sendiri yang menolak untuk hidup benar dijalan
Tuhan, mereka lebih suka memilih jalan mereka sendiri dan terbawa arus
kejahatan dan ketidakadilan, sehingga kemudian mereka mengalami kehancuran. Ditengah
kondisi kehidupan umat Allah yang penuh kejahatan dan ketidakadilan seperti itu
maka umat Allah yang lain, yang sungguh-sungguh mau hidup taat kepada Tuhan menjadi
putus asa, sebab harapan dan kenyataan yang dialaminya menjadi sangat berbeda.
Pengharapan
akan kedatangan “Raja Damai” yang berasal dari tunas dari tunggul Isai ini
merupakan pengharapan bagi semua umat Allah yang sungguh-sungguh mau hidup
benar dijalan Tuhan, bahwa Allah tidak pernah melupakan umatNya yang hidup setia
kepadaNya.
Kepada
umat Allah yang mau hidup dijalan Tuhan tetapi terjebak ditengah-tengah situasi
dunia yang jahat, nabi Yesaya menyatakan satu pengharapan akan kedatangan
Mesias, bahwa dari tunggul Isai (ayat 1), artinya dari keturunan yang sudah
hampir punah akan menucul suatu tunas. Dan Tunas inilah yang akan tampil dengan
pola yang berbeda dari raja-raja Israel sebelumnya. Tunas itu adalah pribadi
yang memiliki karakter yang baik, yang seluruh hidupNya dikuasai oleh Roh
Tuhan, memiliki roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan,
dan takut akan Tuhan(Ayat 2). Tunas itu memiliki jiwa kepemimpinan yang
berdasarkan takut akan Tuhan yang
senantiasa berpegang pada keadilan (Ayat 3), dan senantiasa hidup dalam
kebenaran dan kesetiaan (ayat 5).
Dalam
kekuatan pengharapan berdasarkan iman akan kedatangan Mesias inilah maka nabi
Yesaya dan umat Allah yang setia tidak akan kehilangan identitas dirinya
sebagai umat pilihan Allah yang senantiasa hidup dalam kebenaran dijalan Tuhan,
sekalipun arus kejahatan, ketidakadilan dan ketamakan berlangsung deras
disekitarnya.
Melalui
nubuatan nabi Yesaya yang hidup dalam iman dan pengharapannya akan kedatangan
“Sang Raja Damai”, kita yang hendak merayakan natal di ingatkan bahwa:
1. Natal
adalah kesadaran diri sebagai manusia yang berdosa.
Kita
seperti tunggul pohon yang telah ditebang, menantikan saat-saat untuk mengering
dan mati. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa manusia yang berdosa tidak
berdaya sama sekali dengan keberdosaannya, dan hanya menantikan tibanya
saat-saat penghukuman karena dosa-dosanya dalam kematian kekal.
Menghayati
natal adalah timbulnya kesadaran dalam diri kita, bahwa kita adalah manusia
yang berdosa. Sehingga dari kesadaran akan keberdosaan kita itu kemudian muncul
pengharapan yang kuat akan kehadiran Sang Juru Selamat untuk menyelamatkan kita
yang berdosa. Karena Yesus Kristus yang datang kedunia adalah mencari dan
menyelamatkan manusia yang berdosa dan membutuhkan keselamatan daripadaNya.
“Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya:
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku
datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka
bertobat."(Lukas 5:31-32)
Tetapi
apabila kita justru merasa dan bersikap bahwa kita adalah orang yang benar, dan
orang lain kita anggap sebagai orang yang tidak benar dan berdosa. Maka
kehadiran Tuhan Yesus Kristus didalam peristiwa natal tidak akan berarti sama
sekali bagi kita kecuali hanya sebuah pesta atau ceremonial belaka yang
berulang-ulang setiap tahunnya.
2. Natal
adalah pengharapan akan kebenaran, keadilan dan damai sejahtera.
“Suatu
tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya
akan berbuah.” (Yes. 11:1)
Ditengah
ketidak berdayaan manusia yang berdosa yang digambarkan oleh nabi Yesaya seperti
tunggul dari pohon yang telah ditebang dan hanya menunggu saat-saat kematiannya.
Maka akan hadir Mesias sebagai Hakim Yang Agung yang akan memenuhi dambaan setiap
hati yang merindukan untuk mengalami keadilan ditengah arus kejahatan dan
ketidakadilan dunia ini.
Mesias
yang akan datang akan mampu menghakimi seluruh umat manusia dengan penuh
keadilan. Dia akan menjadi pembela bagi orang-orang yang lemah dan tertindas.
Dan pada sisi lain, sang Mesias akan bersikap tegas untuk menghukum orang-orang
fasik. Nabi Yesaya katakan (Yes. 11:4),
“Tetapi ia akan
menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan
terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan
menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas
mulutnya ia akan membunuh orang fasik.”
Merayakan
natal adalah timbulnya satu kesadaran diri dalam pribadi kita, bahwa kita
adalah manusia yang berdosa. Dan karenanya kita membutuhkan kehadiran Juru
Selamat dalam diri pribadi kita, yang akan menyelamatkan kita dari hukuman
maut.
Dan
dalam merayakan natal adalah munculnya pengaharapan baru bagi jiwa-jiwa yang
haus akan kebenaran, keadilan dan damai sejahtera dari Allah, untuk kita dapat
hidup selayaknya umat pilihan Allah yang baik yang telah diselamatkan dari
hukuman maut. Memang tidak akan mudah untuk menjadi umat pilihan Allah yang
baik, yang hidup benar dan adil, ditengah-tengah arus dunia yang jahat seperti
sekarang ini. Tetapi marilah kita bertekat didalam moment natal ini untuk
memelihara kehidupan sebagai umat pilihan Allah yang baik, karena Allah tidak
akan membiarkan kita berjalan sendiri, Allah akan senantiasa menyertai kita. Seperti
yang dikatakan oleh malaikat kepada Yusuf dalam peristiwa kelahiran Yesus:
"Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.(Matius
1:23)
~(josafatagung88.blogspot.com)